Manusia diciptakan oleh Allah dibekali dengan banyak keistimewaan dan keunggulan, bahwa manusia adalah makhluk yang terdiri dari 2 unsur yaitu ruh (jiwa) dan raga, keduanya tidak dapat dipisahkan. Kedua dimensi itu masing – masing mempunyai kewajiban sesuai dengan kebutuhan unsur - unsurnya. Sebagai ruh, manusia senantiasa membutuhkan hubungan transendental dengan Tuhannya yang merupakan sumber manifestasi manusia. Sebagai sebuah raga, manusia membutuhkan makhluk lain agar manusia tidak kesusahan menjalani hidup di dunia ini.
Dalam hubungannya dengan dimensi yang pertama (Habluminnallah), maka
kebutuhan pokok yang sangat diperlukan oleh manusia adalah Agama. Dengan agama
manusia memiliki pedoman ibadah untuk melaksanakan hubungan transendental yaitu
hubungan antara mahluk dan Khalik (Tuhan), sehingga akan terjadi hubungan
vertikal yang harmonis kepada maha pencipta. Semen-tara itu ketika melihat
sosok manusia dari dimensi sosial (Hablumminanas), maka kebutuhan pokok yang
diperlukan adalah bagaimana manusia mampu berko-munikasi dan berinteraksi yang
baik dengan lingkungan-nya dalam hal ini dengan manusia lainnya sehingga
tercipta tatanan kehidupan yang saling melengkapi.
Salah satu unsur untuk mewujudkan dan melengkapi kebutuhan dasar manusia
dalam Islam adalah kewajiban Sholat dan zakat. Sholat merupakan representasi
jalur hubungan manusia dengan penciptanya, sedangkan zakat merupakan jalan
hubungan antar sesama manusia. Oleh karena itu didalam Al-Qur'an, perintah mendirikan
shalat senantiasa disandingkan dengan perintah menunaikan zakat, tepatnya 28
ayat. Dalam beberapa keterangan lain diantaranya;
Abdullah bin mas'ud berkata. “Kalian diperingatkan mendirikan shalat dan
membayar zakat, siapa yang tidak berzakat berarti tidak ada arti shalatnya
baginya.”
Pertanyaannya ; mengapa Allah menyandingkan perintah shalat dengan
zakat?
Pada dasarnya, kepentingan ibadah sholat tidak dimaksudkan untuk
mengurangi arti penting zakat, karena sholat merupakan wakil dari hubungan dengan
Allah, sedangkan zakat adalah wakil dari hubungan dengan sesama manusia. Namun
demikian, bukan berarti kewajiban zakat lepas dari dimensi ketuhanan, karena
sesuai dengan surat Fushshilat ayat 6-7.
Hal ini menandakan bahwa dua aspek ini harus dijalankan secara
beriringan, tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Keduanya bahkan menjadi
pilar – pilar kekuatan umat. Dua hal ini apabila diamalkan akan mengembalikan
kejayaan Islam yang pernah ada. Sayang-nya dua hal penting ini kurang banyak
diperhatikan oleh ummat Islam. Walhasil umat Islam saat ini terjajah bahkan di
negara dengan mayoritas Islam sekalipun. Apabila dua kekuatan Islam ini
diamalkan oleh seluruh umat Islam secara konsisten, maka sejarah akan kembali
terulang dan Islam akan kembali berjaya.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.” (QS Al-Baqarah: 277)
Imam Al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa orang – orang yang
mendirikan shalat dan menunaikan zakat kelak di akhirat mereka akan lepas dari
berbagai kesulitan.
Kekuatan pertama umat adalah shalat berjamaah, bisa kita bayangkan
apabila seluruh umat Islam memahami akan pentingnya dari shalat berjamaah maka
tentu akan membuat gentar dan takut musuh Islam, sebab di dalam shalat
berjamaah disana dapat dipastikan akan muncul kekuatan yang luar biasa. Ummat
Islam akan terlihat bersatu dan kokoh. Silaturahim dan solidaritas kaum
Muslimin akan terbangun dengan sendirinya.
Shalat berjamaah adalah sebuah upaya membiasakan umat Islam untuk
senantiasa bersatu, karena disana terdapat kekuasaan kecil, yakni imam yang
diikuti dan ditaati secara baik. Hal ini akan membentuk pandangan ber-Islam
secara benar dan tepat tentang pentingnya kepemimpinan (imamah atau khilafah)
dalam Islam. Ketika ummat Islam bersatu tentunya ummat Islam akan menjadi lebih
kokoh.
Sementara kekuatan yang kedua adalah zakat. Zakat mampu memperkokoh
kehidupan masyarakat Islam sehingga tercapai kesejahteraan dan solidaritas
bersama. Dengan zakat akan timbul perasaan senasib dan sepenanggungan sehingga
terwujud “kaljasadil wahid yasudu ba'duhu ba'dhan”
Realita yang ada saat ini, banyak ummat Islam yang mendirikan sholat
namun masih banyak yang belum menunaikan zakat. Jangankan infaq dan shodaqoh;
zakat fitrah yang kewajibannya hanya setahun sekali pun masih 'terlupakan'. Tak
heran jika saat ini ummat Islam belum bisa berjaya. Kemiskinan masih bersahabat
dengan rakyat. Banyak masyarakat Indonesia yang kaya tapi tidak sedikit juga
yang miskin. Di kota-kota besar banyak kita jumpai gedung-gedung mewah
menjulang, tetapi di belakangnya rumah-rumah kardus atau bambu berjejer 'rapi'.
Hal ini karena shalat dan zakat belum dijadikan solusi untuk mengatasi berbagai
ketimpangan sosial yang terjadi, yang pada akhirnya Islam dan umat Islam
senantiasa terkalahkan dan dikalahkan sebab sumber kekuatannya sudah dilupakan
oleh umat islam sendiri. Wallahua'lam bis shawab
Sebarkan melalui →